Langsung ke konten utama

Dapatkah air liur menularkan Hepatitis C ?



Virus Hepatitis C adalah penyebab paling umum penyakit hati saat ini. Walaupun dipercaya bahwa Hepatitis C disebarkan terutama melalui kontak darah dengan darah, namun ada beberapa indikasi baru penyebaran Hepatitis C yang mungkin terjadi. Salah satu kemungkinan penyebaran penyebab nomor satu penyakit hati ini adalah melalui air liur.

Konsentrasi virus Hepatitis C dalam setetes darah yang terinfeksi berkali-kali lebih tinggi jumlahnya dibandingkan konsentrasi HIV dalam setetes darah yang terinfeksi. Hal ini menjelaskan mengapa pentingnya menghindari segala sesuatu yang mungkin mencemari darah. Walaupun secara normal tidak ditemukan di dalam urin, semen, cairan vagina, feses atau air liur, luka atau sakit dapat disebabkan bahan-bahan ini terkontaminasi oleh darah.

Orang-orang yang terinfeksi Hepatitis C hampir setengahnya tidak dapat mengidentifikasi sumber infeksinya. Walaupun dipercaya bahwa sebagian besar kasus berhubungan dengan faktor resiko darah yang terkontaminasi, masih saja terdapat cara penyebaran Hepatitis C yang belum teridentifikasi. Penyebaran melalui air liur adalah salah satu penjelasan potensial dari kasus-kasus yang tidak dapat dijelaskan.

Hepatitis C adalah virus yang sangat kecil. Ukuran diameternya hanya sekitar 50 nanometer ( 1 nanometer = satu per milyar meter). Kira-kira ada 200.000 virus Hepatitis C menempati satu sentimeter. Partikel virus lebih tidak berwarna karena ukurannya lebih kecil daripada gelombang cahaya berwarna. Pada orang yang terinfeksi, Hepatitis C dapat diproduksi kira-kira satu trilyun virus baru setiap hari.

Tidak seperti virus lain (misalnya HIV), setiap sumber potensial kontak darah dengan darah mampu membawa virus Hepatitis C. Ini merupakan kenyataan walaupun sumbernya tidak langsung seperti pisau cukur, sehingga menjadikan virus Hepatitis C lebih mudah disebarkan dibandingkan virus lain yang menyebar melalui darah. Berdasarkan statistik paparan akibat kerja, Virus Hepatitis C diperkirakan 7 kali lebih mudah menginfeksi dibandingkan HIV.

Orang yang mengidap Hepatitis C kronik disarankan untuk tidak berbagi sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku dan barang-barang pribadi lain yang dapat berpotensi kontak dengan darah mereka. Walaupun sangat sedikit perhatian pada air liur sebagai penyebar Hepatitis C, ada beberapa penelitian yang membuktikan hal ini :

  1. Para peneliti Jerman menyelidiki penyebaran Hepatitis C melalui sikat gigi yang dipublikasikan dalam Journal of Viral Hepatitis edisi September 2006. Team peneliti dari Universitas Reagensburg menguji 30 pasien Hepatitis C untuk melihat apakah mereka mengkontaminasi sikat giginya dengan virus. Sampel air liur dikumpulkan dari pasien-pasien terinfeksi sebelum dan sesudah menikat gigi. Ditemukan bahwa 30% pasien terinfeksi teruji positif virus Hepatitis C dalam air liurnya sebelum menyikat giginya, sedangkan 38% teruji positif dalam air liurnya setelah menyikat gigi. Sekitar 40% air yang digunakan membasuh sikat gigi mereka teruji positif virus Hepatitis C. Informasi ini menegaskan seruan untuk tidak menggunakan sikat gigi bersama dan juga memperbesar bunyi alarm kemungkinan peralihan Hepatitis C.
  2. Bukti bahwa air liur mengandung virus Hepatitis C juga dinyatakan pada kongres Interscience Conference on Antimicrobial Agents and Chemotherapy pada bulan September 2003. Para ahli dari Universitas Washington di Seattle menyimpulkan bahwa saat air liur terinfeksi, prediktor terkuat kehadiran virus dalam air liur adalah jumlah virus serum. Peneliti menemukan bahwa Hepatitis C tidak ditemukan dalam air liur, jika jumlah virus seseorang di bawah 1 juta. Resiko infeksi melalui kontak saluran air liur hanya terjadi dengan adanya penyakit gusi. Peneliti menghubungkan resiko ini pada sejumlah kecil darah dalam air liur dan luka kecil yang tidak terdeteksi yang terdapat pada penyakit gusi.


Segala kemungkinan harus dipertimbangkan untuk mencoba menentukan bagaimana sumber tak dikenal dari infeksi Hepatitis C terjadi. Walaupun terdeteksi dalam air liur, keadaan tertentu membuat tidak dapat dipercaya seperti disebarkan melalui ciuman atau pemakaian bersama sikat gigi. Sebelum semua orang panik terhadap potensi resiko ini, ingatlah beberapa kondisi di bawah ini yang menyertai kemungkinan penyebaran virus Hepatitis C :

· Orang dengan jumlah virus lebih dari satu juta.

· Keduanya mengalami penyakit gusi.

Walaupun resiko penyebaran Hepatitis C melalui air liur sangat rendah, para ahli merekomendasikan agar menjaga higiene oral yang baik dan menggunakan sikat gigi sendiri-sendiri.

Apa komentar Anda ?

Komentar

infogue mengatakan…
terimakasih, artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:

http://penyakit.infogue.com/dapatkah_air_liur_menularkan_hepatitis_c_


anda bisa terus promosikan artikel anda di www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita dan beberapa pilihan widget lainnya yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!
infogue mengatakan…
terimakasih, artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
http://penyakit.infogue.com
http://penyakit.infogue.com/dapatkah_air_liur_menularkan_hepatitis_c_


anda bisa terus promosikan artikel anda di http://www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita dan beberapa pilihan widget lainnya yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.