Langsung ke konten utama

Stem Cell “The New Era of Biotechnology”

Stem cell
atau sel punca adalah sekelompok sel di dalam tubuh mahluk dengan kemampuan regenerasi, yang dapat mengalami diferensiasi lebih lanjut menjadi sel-sel lain (sel-sel pembangun organ maupun sel-sel darah)1 misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, dan sel pankreas.
Ada berbagai macam sel punca, yaitu sel induk embrio yang terdapat pada blastocyst, sel induk janin, serta sel induk dewasa yang dapat ditemukan di sumsum tulang, tali pusat serta aliran darah tepi.

Sel punca yang terdapat dalam tubuh manusia setelah dilahirkan (adult stem cell) memiliki sifat pluripoten dan sel induk ini akan terus membelah dan menggantikan sel-sel yang mengalami degenerasi sesuai dengan pertambahan usia2.

Di tingkat dunia saat ini sel punca merupakan salah satu fokus utama dalam penelitian bioteknologi, khususnya dalam kaitannya dengan terapi sel serta pengobatan regeneratif. Dunia sekarang sedang mengalami pergeseran paradigma dalam hal pengobatan, dari obat-obatan kimia konvensional menuju ke arah terapi yang lebih molekuler, perubahan ini telah membuka pintu harapan untuk menyembuhkan bermacam penyakit yang sebelumnya tak tersembuhkan. Sementara perkembangan dalam bidang penelitian dan pendidikan juga tak kalah pesatnya, ditandai dengan berlipat-gandanya jumlah publikasi per tahun, didirikannya fakultas bioteknologi di universitas di berbagai belahan dunia serta didirikannya pusat-pusat penelitian dengan teknologi terkini di berbagai negara.

Dengan dunia bioteknologi serta kedokteran yang semakin berkembang, kalangan ilmuwan dan dokter di Indonesia juga seharusnya mulai mengambil peran aktif untuk memajukan perkembangan riset dan teknologi medis di tingkat nasional sehingga dengan demikian
Indonesia dapat tampil sebagai salah satu pelaku utama dalam perkembangan teknologi kesehatan dunia. Sebetulnya penggunaan sel induk dalam dunia kedokteran telah dikembangkan sejak lama, yaitu dengan dilakukannya transplantasi sumsum tulang oleh Lorenz et. al. pada tahun 1951. Penelitian dalam penggunaan sel punca dalam dunia kedokteran terus berkembang hingga kini banyak negara di dunia (Eropa, Amerika, Jepang, Korea dan Singapura) telah menggunakan terapi sel punca sebagai pilihan pengobatan beberapa penyakit baik penyakit kelainan hematologi yaitu Leukemia, Autoimunitas (Systemic Lupus Erythematosus, Rheumatoid Arthritis, Immune Thrombocytopenia Purpura, Multiple Sclerosis), non hematologi dan sebagai alternatif pengobatan luka (luka bakar, ulkus decubitus, iskemia tungkai kritis, dan sebagainya).

Di sisi yang lain, tanpa meremehkan pencapaian kalangan periset dan ilmuwan, harus diakui bahwa saat ini masih banyak penyakit yang belum diketahui mekanisme pasti serta cara menyembuhkannya.

Peran stem cell dalam Riset adalah sebagai (1) Terapi gen dalam hal ini hematopoietic stem cell yang digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejak apakah stem cell berhasil mengekspresikan gen tertentu ke dalam tubuh pasien (2) Proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell ini dapat dipelajari baik sel normal maupun sel kanker, (3) Pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan, (4) Terapi sel berupa replacement therapy, dimana stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell :

a. Penyakit autoimun, misalnya pada lupus, artritis, reumatoid dan diabetes tipe 1, setelah di induksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur.

b. Penyakit degeneratif, misalnya stroke, penyakit parkinson, penyakit alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu.

c. Penyakit keganasan, prinsip terapi stem cell sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh dari sumsum tulang atau darah tali pusat dapat dipakai dalam terapi leukemia dan panyakit darah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang baik dalam cell-based therapy: Stem cell dapat diperoleh dari pasien itu sendiri, mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas, mudah memanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer gen, dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan dan berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.3

Komentar

infogue mengatakan…
terimakasih, artikel anda bagus dan menarik, artikel anda: http://apoteker-online.blogspot.com/2008/06/stem-cell-new-era-of-biotechnology.html, anda bisa terus promosikan artikel anda di http://www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Tersedia plugin / widget kirim berita dan beberapa pilihan widget lainnya yang terintegrasi dengan intalasi mudah dan sigkat. salam

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.