Langsung ke konten utama

NeuroMarketer

Di dunia periklanan selalu ada dilema bagaimana mengukur efektivitas sebuah iklan. Dalam salah satu artikel Business Week tentang bagimana beberapa agensi iklan mulai menggunakan mesin magnetic resonance imaging (MRI) untuk memonitor secara real time, respon otak terhadap iklan komersial.
Neuromarketing menggunakan teknologi terkini seperti funsional MRI (fMRI), magneto-enchepalophaty dan lebih banyak EEG untuk mengamati area mana di dalam otak 'yang menyala' saat subyek uji melihat, mendengar bahkan mencium produk atau promo. Aktivitas region seperti nucleus accumbens, insula dan kortek pra-frontal mesial memberikan kepada para peneliti lebih jauh bagaimana konsumen merespon terhadap stimulus khusus.

Gemma Calvert, kepala Multisensory research Group di Universitas Bath dan direktur konsultasi neuromarketing neuroscience di Oxford, Inggris mengatakan, emosi tidak dapat secara akurat dideskripsikan. Dengan menggunakan pemindai otak, kita dapat melihat perbedaan antara apa yang Anda katakan dan apa yang otak Anda katakan dan mengurangi margin kesalahan.

Hal inilah yang menarik Viacom Brand Solutions untuk mencoba neuromarketing. Viacom yang berbasis di LOndon menggunakan Neuroscience untuk mengikur respon pemirsa berumur 18-30 tahun terhadap iklan yang disisipkan diantara episode komedi kartun South Park. dua puluh empat orang subyek menghabiskan waktu 1 jam di dalam sebuah fMRI untuk mengukur aktivitas otak mereka sambil menonton 4 program.


lihat lebih lanjut di Business Week...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.