Langsung ke konten utama

Sambiloto Bantu Bunuh Kuman TB

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) ternyata bisa membantu penyembuhan pasien tuberkulosis (TB). Berdasar penelitian terbaru Fakultas Kedokteran-Farmasi Universitas Airlangga, tanaman itu bisa mematikan kuman mycobacterium, penyebab TB.

"Bagian daun dan batang sambiloto cukup ampuh untuk membantu penyembuhan penyakit TB," kata Dr dra Aty Widyawaruyanti MSi Apt, anggota tim peneliti. Aty mengatakan sudah meneliti khasiat sambiloto sejak 1992. Saat itu, dia fokus meneliti khasiat sambiloto untuk penyembuhan penyakit malaria. Pada 1993, Aty bekerja sama dengan FK meneliti manfaat tanaman yang rasanya pahit itu untuk penyakit TB. "Hasilnya cukup bagus. Sambiloto bertindak sebagai imuno stimulan yang mempercepat penyembuhan pasien TB," terangnya.

Dia menambahkan, efek samping konsumsi sambiloto relatif tidak ada. Bahkan, konsumsi sambiloto bisa bersamaan dengan obat antituberkulosis yang harus diminum rutin selama enam bulan. "Hanya, harus ada jeda waktu beberapa jam antara konsumsi obat dengan sambiloto," jelasnya.

Saat ini, ekstrak sambiloto telah tersedia dalam bentuk serbuk, tanaman kering, dan pil. Khusus sambiloto bentuk pil, kata Aty, telah memenuhi syarat sebagai fitofarmaka (tanaman obat yang telah menjalani uji klinik). "Jika ingin praktis, bisa mengonsumsi bentuk pil. Namun, bila ingin membuat jamu sendiri, ya tak masalah. Bila perlu, tanam saja tumbuhannya. Jika tahu caranya, kan bisa membuatnya sendiri," tutur Aty.

Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, tahun lalu terdapat 2.600 penderita TB di Surabaya. Mereka berpotensi menularkan penyakitnya ke anggota keluarga jika tak berobat rutin selama enam bulan.

Sumber : Jawa Pos, 10 November 2008

Komentar

Anonim mengatakan…
Tanaman sambiloto tuh yang kaya gmana ya?
Stefanus Nofa mengatakan…
Sudah saya tambahkan gambar tanaman Sambilotonya agar lebih jelas ya...

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...