Langsung ke konten utama

ISFI Blora vs Sri Subranti

Hari ini tak sengaja saya berselancar di dunia maya dan mendarat di blog 'Berita dari Blora'. Saya tertarik membaca tentang pencekalan seorang apoteker Sri Subranti oleh ISFI Blora. Kasus ini sedang ramai dibicarakan dan menjadi polemik. Sri Subranti, calon apoteker di apotek X (waralaba) di Cepu, mengadu ke Dinkes dan ISFI Jateng, bupati, DPRD, Dinkes dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Blora.

Oktavia Cokrodiharjo, pemilik Apotek waralaba 24 jam, berniat menempuh jalur hukum. Ia merasa ”dicekal” perizinan/keanggotaannya oleh ISFI Blora. Cokro, menyebut bahwa ISFI adalah wadah para alumni sarjana farmasi, yang mana seorang sarjana farmasi jika sudah lulus dari kuliahnya, otomatis jadi anggota ISFI. ”Mestinya seperti itu, tidak lantas berpengaruh pada perizinan usaha kami,” ujarnya

Ketua ISFI Blora Achon Sri Wardani menegaskan, kalau lembaga profesinya itu tidak ada niat mencekal Sri Subranti menjadi anggotanya, hanya dia harus patuh pada kode etik dan jangan mencampuradukkan rekomenasi anggota ISFI dengan perizinan apotek X.

Kalau melihat 3 komentar di blog tsb, semuanya bernada negatif terhadap ISFI. Padahal mereka tidak tahu persis yang terjadi, tapi lebih pada ketidakpuasan atas pengalaman pribadi mereka terhadap pelayanan ISFI.

Semoga ISFI daerah atau pusat dapat bertindak dengan bijaksana dan mengambil hikmah untuk perbaikan layanan terhadap anggota yang lebih baik.

Apa pendapat rekan-rekan Apoteker mengenai hal ini ? Setujukah Anda  dengan pernyataan ISFI adalah wadah para alumni sarjana farmasi ?

Post Permalink

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...