Langsung ke konten utama

Teknologi Partikel Nano Membangun Kesempatan bagi Pengembang Obat

Kemajuan dalam teknologi nano yang memungkinkan obat diberikan dalam alur yang tetap mempertahankan efikasi dan untuk target terapi yang tepat telah menciptakan 'rumah kesempatan' bagi para pengembang obat. Sejumlah struktur nano telah diselidiki sebagai pembawa obat untuk terapi yang luas, kebanyakan adalah kardiovaskular, penyakit otoimun dan kanker.

Walaupun konsep partikel nano dalam penghantaran obat bukanlah hal baru, jumlah program penelitian dan proyek pengembangan obat aktif meningkat akibat pembiayaan pengembang teknologi nano meningkat. Hasilnya adalah kebutuhan darurat akan host teknologi nano baru yang dibuat khusus memenuhi kebutuhan fisikokimia para pengembang obat.

Teknologi nano telah meningkatkan ketersediaan dan efikasi sejumlah obat, namun kemampuan proses teknologi terkait akan mengarah pada peningkatan dramatis dalam jumlah terapi yang diberikan melalui pertikel nano. Dalam kebanyakan kasus, obat berbentuk mikrokristal dapat diberikan dengan dosis kecil karena mereka dapat dihantarkan secar langsung ke dalam jaringan dan dalam dosis terkontrol sesuai kebutuhan pribadi pasien.

Temuan ini diungkapkan dalam laporan baru dan komprehensif "Nanoparticle Drug Delivery : Technologies, Targets and Therapies.". Survey menyimpulkan bahwa penghantaran obat berbasis pertikel nano akan menarik pembiayaan pada metode formulasi obat-obat tradisonal, khususnya bahan-bahan biologi yang sedang naik daun.

Informasi lebih lengkap, silahkan kontak saya disini.

Komentar

Stefanus Nofa mengatakan…
Maaf Fajar baru bisa balas...
Saya tidak punya makalah/laporannya. Saya hanya bisa kirimkan highlight dan alamat webnya. Sy kirim ke email Anda...

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...