Langsung ke konten utama

Kopi dan Teh dapat Memperlambat Risiko Stroke pada Pria Perokok

Sebuah studi baru menemukan bahwa pada pria perokok, minum kopi dan teh dapat menurunkan risiko stroke yang disebabkan oleh penghambatan. Dr. Susanna C. Larson dari Karolinska Institute, Swedia dan koleganya menjelaskan di dalam jurnal Stroke Juni 2008 bahwa konsumsi kopi dan teh dapat berpotensi menurunkan risiko stroke karena minuman ini mempunyai sifat-sifat antioksidan.

Tim Larsson menguji kaitan antara konsumsi kopi dan teh dengan risiko berbagai tipe stroke seperti pendarahan serebral dan pendarahan sub-arakhnoid, keduanya adalah stroke yang disebabkan oleh pendarahan di dalam otak. Infark serebral adalah tipe stroke lebih umum yang disebebkan penyumbatan arteri yang menyuplai darah ke dalam otak. Tipe stroke ini sering disebabkan oleh penebalan dinding arteri arteri (aterosklerosis).

Studi ini melibatkan 26.556 pria Finlandia perokok yang berpartisipasi dalam studi besar pencegahan kanker dimana diperoleh informasi mengenai diet, termasuk minum teh dan kopi, pada awal studi.Tidak seorangpun pria mempunyai riwayat stroke.

Selama studi diikuti 13,6 tahun, terjadi 2.702 infark serebral, 383 pendarahan intraserebral, 196 pendarahan subarakhnoid dan 84 stroke tidak spesifik.

Setelah memperhitungkan umur dan adanya faktor-faktor risiko, para peneliti menemukan bahwa pria yang minum 8 cangkir atau lebih kopi tiap hari memiliki 23% risiko lebih rendah mengalami infark serebral dibandingkan yang minum kurang dari 2 cangkir kopi setiap hari. Pria yang minum 2 cangkir atau lebih teh setiap hari mempunyai 21% risiko stroke lebih rendah dibandingkan pria yang tidak minum teh. Tidak ada kaitan antara konsumsi kopi dan teh dengan pendarahan intraserebral dan subarakhnoid.

Para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat mengurangi risiko infark serebral pada pria, tidak bergantung pada faktor risiko kardiovaskular yang diketahui. Efek bermanfaat konsumsi kopi dan teh terhadap infark serebral adalah mungkin secara biologis karena kopi dan teh mengandung bahan yang bersifat antioksidan yang dapat mencegah aterosklerosis. Temuan ini akan dikonfirmasi pada wanita dan pada orang bukan perokok.

Berita lain mengenai stroke dapat dilihat disini.

Apoteker online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...