Langsung ke konten utama

Probiotik membebaskan diare pada bayi dan anak-anak

Menurut sebuah laporan dalam jurnal The Pediatric Infectious Disease edisi Juni 2008, probiotik Eschericia coli Nissle 1917 efektif dalam penanganan diare dengan durasi lebih dari 4 hari pada bayi dan anak-anak.

Dr. Jobst Henker dari University Carl-Gustav-Carus, Dresden, Jerman mengatakan bahwa ada lebih banyak bukti saat ini mengenai efektivitas dan keamanan obat-obat probiotik. Data sebelumnya untuk makanan probiotik atau suplemen makanan menunjukkan sebuah catatan kemanan yang sangat baik, tapi kadangkala perusahaan kekurangan data mengenai khasiat.

Dr. Henker dan koleganya mencatat bahwa E. coli strain Nissle 1917 (EcN) non patogenik telah dilisensi di Eropa selama 90 tahun dalam penanganan penyakit-penyakit usus besar. Mereka menyelidiki angka respon dan waktu rspon menggunakan suspensi EcN atau plasebo pada 151 bayi dan anak-anak yang mengalami diare lebih dari 4 hari.

Para peneliti melaporkan lebih banyak anak-anak yang ditangani EcN yang menunjukkan respon terhadap penanganan dibandingkan plasebo yaitu :
  • Pada hari ke-7 : EcN 78,7% versus plasebo 59,2%
  • Pada hari ke-14 : EcN 93,3% versus plasebo 65,8%
  • Pada hari ke-21 : EcN 98,7% versus plasebo 71,1%

Laporan mengindikasikan diare rata-rata kurang dari 3,3 hari pada anak-anak yang ditangani EcN dan jumlah buang air besar menurun menjadi 3 kali atau kurang sehari, 2 hari lebih cepat pada kelompok EcN dibandingkan pada kelompok plasebo.

Lebih banyak anak-anak pada kelompok plasebo mengalami dehidrasi pada akhir studi dan lebih banyak anak-anak pada kelompok EcN (97%) dibandingkan plasebo (62,3%) meningkat dari kondisi kesehatan 'sedang' menjadi 'sangat baik' selama pengananan.

Para peneliti melaporkan tidak ada kejadian serius atau efek samping berat dan hanya 4 kejadian yang dinilai kemungkinan berhubungan dengan studi. Hasil survay para orangtua dan peneliti mengindikasikan bahwa EcN ditoleransi lebih baik oleh anak-anak.

Dr. Henker mengatakan bahwa karena hanya satu studi EcN yang sukses dalam penanganan diare akut pada anak-anak, mereka percaya yang terbaik untuk memulai terapi probiotik sedini mungkin. "Kami akan melakukannya pada penyakit inflamasi usus besar," lanjutnya. "Tidak hanya adanya data yang sangat baik untuk penggunaan EcN dalam maintenance remisi kolitis ulseratif, tapi kami dapat menunjukkan hasil serupa pada anak-anak."

Sumber : Pediatr Infect Dis J 2008; 27:494-499.

Komentar

Garry Jacob mengatakan…
tolong ya pak,,,, saya juga seorang farmasis dan sekarang bekerja di sebuah perusahaan farmasi membawa produk probiotik bahkan untuk diare... jadi tolong di garis bawahi tidak semua yg namanya probiotik itu menyebabkan diare
Stefanus Nofa mengatakan…
Dear Garry Jacob,

Terima kasih sudah mampir dan memberi komentar di blog saya.
Maaf Anda tidak membaca artikel ini dengan lengkap. Dalam artikel ini tidak ada kalimat yg menyatakan probiotik menyebabkan diare.
Saya tidak menyampaikan opini dalam artikel ini. Saya hanya mengutip jurnal Pediatric.

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...