Langsung ke konten utama

PSA Mendukung Peranan Apoteker di Australia

Pharmaceutical Society of Australia (PSA) mendukung farmasi berperan lebih menonjol sebagai penerima pertama orang-orang yang mencari bantuan pengobatan minor. Presiden PSA Warwick Plunkett mengatakan bahwa apoteker secara unik ditempatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan primer. Farmasi Komunitas (Community Pharmacy) telah menjadi tempat tujuan pertama bagi banyak orang ketika membutuhkan pengobatan ringan seperti batuk dan masuk angin.

Kepakaran apoteker dalam mengelola dan menangani penyakit ringan telah menjadi tema sentral bagi PSA. Program Pelayanan Sendiri telah dilansir lebih dari 20 tahun lalu untuk menekankan dan mendukung peran dan saat ini diberlakukan secara nasional kepada hampir 2.000 apotek di seluruh Australia. Program ini fokus dalam pemberian saran bagi orang-orang mengenai kondisi dan pengobatan. Program PSA yang sukses ini menunjukkan KETERLIBATAN APOTEKER melalui Pharmacy Self Care Program, dalam memberikan informasi mudah dipahami pasien  secara akurat.

Plunket mengomentari studi yang baru dilansir oleh Australian Self Medication Industry (ASMI) yang mengindikasikan bahwa 15% semua konsultasi ke dokter umum melibatkan penanganan pengobatan primer dan 7% melibatkan pengobatan minor sendiri. Penelitian yang mempelajari dampak pengobatan minor pada beban kerja dokter umum menemukan bahwa sumber daya kesehatan secara signifikan dilakukan untuk kondisi penyakit seperti batuk, masuk angin dan kondisi lain yang dapat dikelola oleh apoteker dan pengobatan sendiri yang bertanggung jawab.

Peluang yang ada  harus diambil oleh para apoteker untuk memainkan peranan lebih penting di garis depan, tapi para apoteker harus disiapkan dan diberdayakan, kata Plunkett.

Para APOTEKER Indonesia, khususnya di bidang Farmasi Komunitas, Apakah Anda siap ambil peranan lebih pentng di garis depan dalam melayani para konsumen kesehatan ?

Dunia Farmasi: Blog/Web yang mengomentari tulisan ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan d...

Apoteker dalam Berbagai Bahasa

Beberapa waktu lalu saya sedang iseng-iseng browsing dan blogwalking , ketemu situs yang menampilkan apoteker dalam berbagai bahasa (cuma lupa alamat situsnya). Berikut ini adalah daftar sinonim apoteker/farmasis dalam berbagai bahasa : Pharmacist Apoteker Farmatseut Pharmacien Farmacèutic APOTEKAR Lekarnik Danh tu Pharmazeut GYÓGYSZERÉSZ APTEIKER Poitigéir ECZACI Farmaceuter Farmaciisto Farmatseut Yakuzaishi Parmasyutika FARMACEUTA Apteekkari Farmacêutico Farmacista Farmacininkas FARMACEUT FARMACIST Nah, bagi yang tahu bahasa mana, silahkan beri keterangan di komentar...Atau mau menambahkan sinonim yang belum tercantum di atas ?

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat

Ini dia produk baru Ibu Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan Indonesia. Permenkes yang dikeluarkan tanggal 3 November 2008 ini menyatakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas distribusi tidak boleh meregistrasi usahanya. Permenkes 1010/MENKES/PER/XI/2008 tentang pembatasan distribusi obat dinilai berpotensi mengakibatkan ditutupnya perusahaan-perusahaan farmasi asing . Saat jumpa pers Kebijakan Obat di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kepentingan Konsumen Kamis, 6 Nov di Jakarta, Executive Director International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjutak mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan ditutupnya perusahaan farmasi asing, terutama 14 anggota IPMG juga ikut terancam. Dari 29 anggota IPMG, 14 di antaranya termasuk klasifikasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang berskala internasional. Namun, 14 perusahaan farmasi anggota IPMG tersebut tidak mempunyai fasilitas distribusi.  Beberapa poin penting dan hal baru yang perlu perlu dicermati da...