Berikut informasi mengenai kongres onkologi ESMO (European Society for Medical Oncology) ke-33 yang berlangsung di Stockholm Swedia berlangsung dari tanggal 12-16 September 2008, ESMO merupakan organisasi onkologi medis terbesar di Eropa beranggotakan lebih dari 5.000 onkologi profesional dari lebih dari 100 negara.
Acara tahun ini dihadiri lebih dari 9.500 peserta pada acara pembukaan yang disampaikan oleh presiden ESMO José Baselga dan dihadiri oleh ratu swedia (Queen Silvia) disampaikan data sejak tahun 2006 kejadian kanker terus meningkat diseluruh dunia, di Eropa sendiri tahun 2006 kejadian kanker baru didapatkan sebesar 3,2 juta kasus pertahun dengan angka kematian akibat kanker sebesar 1,7 juta, dengan jenis kanker tertinggi yang ditemukan adalah kanker payudara, kanker kolorektal dan kanker paru sedangkan kanker yang paling tinggi menyebabkan kematian adalah kanker paru, kanker kolorektal, kanker payudara dan kanker gaster. Beberapa penelitian terapi baru terus berkembang pesat dengan berbagai disain dan kombinasi target terhadap terapi konvensional dan beberapa standar terapi kanker berubah dengan berkembangnya penelitian paling akhir, dalam kongres ESMO ini diharapkan kemajuan hasil penelitian akan meningkatkan kualitas maupun harapan hidup bagi pasien.
Dalam spesial simposium disampaikan beberapa hal yang baru
Pedoman terapi kanker ovarium disimpulkan beberapa hal sbb:
Operasi merupakan upaya sitoreduksi maksimum yang harus diupayakan dalam setiap stadium.
Kemoterapi secara intraperitoneal mampu memperbaiki PFS dan OS jika residu tumor < 1 cm
Paclitaxel Carboplatin tetap merupakan terapi standar dengan pemberian 6-8 siklus jika residu tumor > 1 cm
Terapi maintenance pada kanker ovarium tidak direkomendasikan
Pada pasien yang mengalami rekurensi dalam kondisi sensitif platinium, operasi dapat tetap menjadi pilihan dilanjutkan kemoterapi kombinasi berbasis platinum (gemcitabine- carboplatin, paclitaxel-carboplatin, liposomal doxorubicin-carboplatin)
Pasien yang mengalami rekurensi dalam kondisi resisten platinum, operasi tidak direkomendasikan, dan pemberian kemoterapi tunggal menjadi pilihan (liposomal doxorubicin, gemcitabine, topotecan, paclitaxel mingguan, tamoxifen dan letrozole)
Hasil final uji klinik fase III AVAIL, menunjukkan bevacizumab kombinasi kemoterapi berbasis platinum sebagai terapi lini pertama kanker paru NSCLC, uji klinik yang membandingkan kemoterapi bevacizumab yang ditambahkan dalam regimen gemcitabine cisplatin dibandingkan dengan gemcitabine cisplatin, didapatkan penembahan bevacizumab 7,5 mg/m2 meningkatkan PFS 6,8 bulan vs 6,2 bulan (nilai p : 0,0003) meskipun median harapan hidup pasien sebanding.
Uji klinik fase III FLEX, menunjukkan cetuximab kombinasi kemoterapi berbasis platinum sebagai terapi lini pertama meningkatkan harapan hidup kanker paru NSCLC stadium lanjut. Erbitux 400 mg/m2 dosis awal dan dilanjutkan 250 250 mg/m2 (cetuximab) monoclonal antibody EGFR dikombinasi dengan kemoterapi cisplatin 80 mg/m2 dan vinorelbine 25 mg/m2 hari 1,8 setiap 3 minggu dibandingkan kemoterapi tunggal melibatkan 1.125 pasien secara bermakna meningkatkan harapan hidup pasien NSCLC stadium lanjut (median 11,4 bulan vs 10,1 bulan, nilai p : 0,0441).
Oral inhibitor VEGFR Cediranib (Astrazeneca) kombinasi kemoterapi platinum pada NSCLC, uji klinik dilakukan dengan 76 pasien NSCLC stadium lanjut, dimana dosis cediranib 30 mg/hari diberikan dalam kombinasi carboplatin AUC 6 dan paclitaxel 200 mg/m2 atau kemoterapi tunggal, didapatkan penambahan cediranib mampu menguatkan respon terapi 41 % vs 20 %, meskipun hipertensi, diare, hand and foot syndroma, anoreksia dan mukositis lebih tinggi terjadi pada kelompok yang mendapatkan cediranib.
Bevacizumab dalam kombinasi taxan menjadi terapi lini pertama pada kanker payudara metastasis. Dalam 2 uji klinik fase III monoclonal antibody anti VEGF bevacizumab (Avastin) mampu meningkatkan PFS, uji klinik E2100 membandingkan kelompok paclitaxel yang diberikan setiap minggu dengan kombinasi bevacizumab dibandingkan kelompok paclitaxel tunggal melibatkan total 722 pasien secara bermakna bevacizumab kombinasi paclitaxel meningkatkan PFS, dan uji klinik kedua yaitu AVADO melibatkan 736 pasien dengan tujuan melihat apakah bevacizumab dalam kombinasi taxan lainnya yaitu docetaxel yang diberikan setiap 3 minggu mampu meningkatkan PFS, docetaxel diberikan dalam dosis 100 mg/m2 kombinasi plasebo dibandingkan docetaxel kombinasi bevacizumab 7,5 mg/kg atau docetaxel kombinasi bevacizumab dosis 15 mg/kg, docetaxel diberikan setiap 3 minggu hingga 9 siklus sedangkan bevacizumab diberikan setiap 3 minggu hingga terjadi progresifitas penyakit atau terjadi toksisitas yang tidak dapat diterima. Hasil uji klinik kedua secara konsisten menunjukkan bevacizumab kombinasi docetaxel meningkatkan PFS, berdasarkan kedua uji klinik tersebut, bevacizumab dapat menjadi terapi pilihan lini pertama pada kanker payudara stadium metastasis.
Zoledranic acid meningkatkatkan DFS (Disease Free Survival) dan RFS (Recurrence Free Survival) pada pasien kanker payudara stadium dini premenopause yang mendapatkan terapi hormonal, hasil penelitian ABCSG-12 (Austrian Breast and Colorectal Cancer Study Group). Uji klinik fase III yang melibatkan 1.802 secara acak pasien yang mendapatkan GnRH goserolin (GOS) kombinasi anastrazole (ANA) atau Tamoxifen (TAM) dengan atau tanpa zoledranic acid dengan median follow up selama 60 bulan, didapatkan penambahan zoledronic acid 4 mg setiap 6 bulan selama 3 tahun kombinasi ajuvan terapi homonal meningkatkan DFS dan RFS secara bermakna.
Hasil akhir uji klinik fase III Docetaxel (75 mg/m2) kombinasi Epirubicin (75 mg/m2) vs Docetaxel (75 mg/m2) kombinasi Capecitabine (950 mg/m2) yang diberikan hari 1-14 dalam siklus 21 hari pada kanker payudara stadium lanjut, uji klinik yang melibatkan 272 pasien didapatkan efektivitas yang sebanding baik ORR (51,5 % vs 52,9%) dan TTP (10,4 bulan vs 13,4 bulan), tetapi netropenia derajat 3-4 lebih tinggi pada kelompok docetaxel epirubicin 57 % vs 46 % (nilai p 0,07) dan demam netropenia 11 % vs 8 % (nilai p : 0,001), tetapi diare 6 % vs 9 % dan hand and foot syndrome 0 % vs 3 % lebih tinggi pada kelompok docetaxel capecitabine.
TAC vs FAC sebagai ajuvan terapi pada kanker payudara dengan KGB (-) dan risiko tinggi dengan kriteria usia 18-71 tahun, T1-3, N0 dan M0 operable, dan satu dari kriteria st.Gallen risiko tinggi terpenuhi (derajat II/III, tumor > 2 cm, usia < 35 tahun, hormon reseptor negatif), uji klinik besar yang melibatkan 1.059 pasien ini secara acak terbagi antara kelompok TAC dengan FAC, radioterapi diberikan pasca breast conserving surgery dan tamoxifen diberikan selama 5 tahun pada pasien dengan ER positif, didapatkan TAC menurunkan sebesar 33 % DFS dalam follow up selama 5 tahun, ini merupakan uji klinik pertama yang positif menunjukkan taxane sebagai ajuvan terapi pada pasien dengan KGB (-).
Faktor yang mempengaruhi pemberian capecitabine sebagai kemoterapi oral pada kanker kolorektal. Observasi dilakukan pada 39 dokter di swiss pada 224 pasien kanker kolorektal untuk menilai apa yang mempengaruhi pemilihan kemoterapi capecitabine dibandingkan 5-FU, didapatkan tabel sbb :
Alasan utama dari data kuesioner, capecitabine paling sering digunakan sebagai ajuvan lini pertama, lini kedua adalah stadium penyakit, diagnosis, terapi oral, usia pasien, dan referensi dari pasien. Berdasarkan observasi tsb diduga stadium penyakit dan diagnosis penyakit merupakan alasan utama lebih umumnya digunakan capecitabine sebagai pilihan terapi.
Cetuximab kombinasi oxaliplatin, capecitabine sebagai terapi lini pertama kanker kolorektal. Hasil uji klinik yang meneliti kombinasi cetuximab, oxaliplatin dan capecitabine sebagai terapi lini pertama kanker kolorektal metastasis dengan melibatkan 49 pasien menunjukkan respon yang sangat tinggi hingga mendekati 60 % dan TTP 12 bulan, rash kulit derajat ¾ ditemukan hanya 8,3%.
Acara tahun ini dihadiri lebih dari 9.500 peserta pada acara pembukaan yang disampaikan oleh presiden ESMO José Baselga dan dihadiri oleh ratu swedia (Queen Silvia) disampaikan data sejak tahun 2006 kejadian kanker terus meningkat diseluruh dunia, di Eropa sendiri tahun 2006 kejadian kanker baru didapatkan sebesar 3,2 juta kasus pertahun dengan angka kematian akibat kanker sebesar 1,7 juta, dengan jenis kanker tertinggi yang ditemukan adalah kanker payudara, kanker kolorektal dan kanker paru sedangkan kanker yang paling tinggi menyebabkan kematian adalah kanker paru, kanker kolorektal, kanker payudara dan kanker gaster. Beberapa penelitian terapi baru terus berkembang pesat dengan berbagai disain dan kombinasi target terhadap terapi konvensional dan beberapa standar terapi kanker berubah dengan berkembangnya penelitian paling akhir, dalam kongres ESMO ini diharapkan kemajuan hasil penelitian akan meningkatkan kualitas maupun harapan hidup bagi pasien.
Dalam spesial simposium disampaikan beberapa hal yang baru
Pedoman terapi kanker ovarium disimpulkan beberapa hal sbb:
Operasi merupakan upaya sitoreduksi maksimum yang harus diupayakan dalam setiap stadium.
Kemoterapi secara intraperitoneal mampu memperbaiki PFS dan OS jika residu tumor < 1 cm
Paclitaxel Carboplatin tetap merupakan terapi standar dengan pemberian 6-8 siklus jika residu tumor > 1 cm
Terapi maintenance pada kanker ovarium tidak direkomendasikan
Pada pasien yang mengalami rekurensi dalam kondisi sensitif platinium, operasi dapat tetap menjadi pilihan dilanjutkan kemoterapi kombinasi berbasis platinum (gemcitabine- carboplatin, paclitaxel-carboplatin, liposomal doxorubicin-carboplatin)
Pasien yang mengalami rekurensi dalam kondisi resisten platinum, operasi tidak direkomendasikan, dan pemberian kemoterapi tunggal menjadi pilihan (liposomal doxorubicin, gemcitabine, topotecan, paclitaxel mingguan, tamoxifen dan letrozole)
Hasil final uji klinik fase III AVAIL, menunjukkan bevacizumab kombinasi kemoterapi berbasis platinum sebagai terapi lini pertama kanker paru NSCLC, uji klinik yang membandingkan kemoterapi bevacizumab yang ditambahkan dalam regimen gemcitabine cisplatin dibandingkan dengan gemcitabine cisplatin, didapatkan penembahan bevacizumab 7,5 mg/m2 meningkatkan PFS 6,8 bulan vs 6,2 bulan (nilai p : 0,0003) meskipun median harapan hidup pasien sebanding.
Uji klinik fase III FLEX, menunjukkan cetuximab kombinasi kemoterapi berbasis platinum sebagai terapi lini pertama meningkatkan harapan hidup kanker paru NSCLC stadium lanjut. Erbitux 400 mg/m2 dosis awal dan dilanjutkan 250 250 mg/m2 (cetuximab) monoclonal antibody EGFR dikombinasi dengan kemoterapi cisplatin 80 mg/m2 dan vinorelbine 25 mg/m2 hari 1,8 setiap 3 minggu dibandingkan kemoterapi tunggal melibatkan 1.125 pasien secara bermakna meningkatkan harapan hidup pasien NSCLC stadium lanjut (median 11,4 bulan vs 10,1 bulan, nilai p : 0,0441).
Oral inhibitor VEGFR Cediranib (Astrazeneca) kombinasi kemoterapi platinum pada NSCLC, uji klinik dilakukan dengan 76 pasien NSCLC stadium lanjut, dimana dosis cediranib 30 mg/hari diberikan dalam kombinasi carboplatin AUC 6 dan paclitaxel 200 mg/m2 atau kemoterapi tunggal, didapatkan penambahan cediranib mampu menguatkan respon terapi 41 % vs 20 %, meskipun hipertensi, diare, hand and foot syndroma, anoreksia dan mukositis lebih tinggi terjadi pada kelompok yang mendapatkan cediranib.
Bevacizumab dalam kombinasi taxan menjadi terapi lini pertama pada kanker payudara metastasis. Dalam 2 uji klinik fase III monoclonal antibody anti VEGF bevacizumab (Avastin) mampu meningkatkan PFS, uji klinik E2100 membandingkan kelompok paclitaxel yang diberikan setiap minggu dengan kombinasi bevacizumab dibandingkan kelompok paclitaxel tunggal melibatkan total 722 pasien secara bermakna bevacizumab kombinasi paclitaxel meningkatkan PFS, dan uji klinik kedua yaitu AVADO melibatkan 736 pasien dengan tujuan melihat apakah bevacizumab dalam kombinasi taxan lainnya yaitu docetaxel yang diberikan setiap 3 minggu mampu meningkatkan PFS, docetaxel diberikan dalam dosis 100 mg/m2 kombinasi plasebo dibandingkan docetaxel kombinasi bevacizumab 7,5 mg/kg atau docetaxel kombinasi bevacizumab dosis 15 mg/kg, docetaxel diberikan setiap 3 minggu hingga 9 siklus sedangkan bevacizumab diberikan setiap 3 minggu hingga terjadi progresifitas penyakit atau terjadi toksisitas yang tidak dapat diterima. Hasil uji klinik kedua secara konsisten menunjukkan bevacizumab kombinasi docetaxel meningkatkan PFS, berdasarkan kedua uji klinik tersebut, bevacizumab dapat menjadi terapi pilihan lini pertama pada kanker payudara stadium metastasis.
Zoledranic acid meningkatkatkan DFS (Disease Free Survival) dan RFS (Recurrence Free Survival) pada pasien kanker payudara stadium dini premenopause yang mendapatkan terapi hormonal, hasil penelitian ABCSG-12 (Austrian Breast and Colorectal Cancer Study Group). Uji klinik fase III yang melibatkan 1.802 secara acak pasien yang mendapatkan GnRH goserolin (GOS) kombinasi anastrazole (ANA) atau Tamoxifen (TAM) dengan atau tanpa zoledranic acid dengan median follow up selama 60 bulan, didapatkan penambahan zoledronic acid 4 mg setiap 6 bulan selama 3 tahun kombinasi ajuvan terapi homonal meningkatkan DFS dan RFS secara bermakna.
Hasil akhir uji klinik fase III Docetaxel (75 mg/m2) kombinasi Epirubicin (75 mg/m2) vs Docetaxel (75 mg/m2) kombinasi Capecitabine (950 mg/m2) yang diberikan hari 1-14 dalam siklus 21 hari pada kanker payudara stadium lanjut, uji klinik yang melibatkan 272 pasien didapatkan efektivitas yang sebanding baik ORR (51,5 % vs 52,9%) dan TTP (10,4 bulan vs 13,4 bulan), tetapi netropenia derajat 3-4 lebih tinggi pada kelompok docetaxel epirubicin 57 % vs 46 % (nilai p 0,07) dan demam netropenia 11 % vs 8 % (nilai p : 0,001), tetapi diare 6 % vs 9 % dan hand and foot syndrome 0 % vs 3 % lebih tinggi pada kelompok docetaxel capecitabine.
TAC vs FAC sebagai ajuvan terapi pada kanker payudara dengan KGB (-) dan risiko tinggi dengan kriteria usia 18-71 tahun, T1-3, N0 dan M0 operable, dan satu dari kriteria st.Gallen risiko tinggi terpenuhi (derajat II/III, tumor > 2 cm, usia < 35 tahun, hormon reseptor negatif), uji klinik besar yang melibatkan 1.059 pasien ini secara acak terbagi antara kelompok TAC dengan FAC, radioterapi diberikan pasca breast conserving surgery dan tamoxifen diberikan selama 5 tahun pada pasien dengan ER positif, didapatkan TAC menurunkan sebesar 33 % DFS dalam follow up selama 5 tahun, ini merupakan uji klinik pertama yang positif menunjukkan taxane sebagai ajuvan terapi pada pasien dengan KGB (-).
Faktor yang mempengaruhi pemberian capecitabine sebagai kemoterapi oral pada kanker kolorektal. Observasi dilakukan pada 39 dokter di swiss pada 224 pasien kanker kolorektal untuk menilai apa yang mempengaruhi pemilihan kemoterapi capecitabine dibandingkan 5-FU, didapatkan tabel sbb :
Alasan utama dari data kuesioner, capecitabine paling sering digunakan sebagai ajuvan lini pertama, lini kedua adalah stadium penyakit, diagnosis, terapi oral, usia pasien, dan referensi dari pasien. Berdasarkan observasi tsb diduga stadium penyakit dan diagnosis penyakit merupakan alasan utama lebih umumnya digunakan capecitabine sebagai pilihan terapi.
Cetuximab kombinasi oxaliplatin, capecitabine sebagai terapi lini pertama kanker kolorektal. Hasil uji klinik yang meneliti kombinasi cetuximab, oxaliplatin dan capecitabine sebagai terapi lini pertama kanker kolorektal metastasis dengan melibatkan 49 pasien menunjukkan respon yang sangat tinggi hingga mendekati 60 % dan TTP 12 bulan, rash kulit derajat ¾ ditemukan hanya 8,3%.
Komentar