Langsung ke konten utama

The Seminar on Application Of Drug Development and Current Issue Of Safety

Berikut ini informasi hasil seminar dengan tema “The seminar on application of drug development and current issue of safety” yang dilangsungkan di Hotel Millenium Sirih Jakarta, 22 Juli 2009.

Dihadiri oleh hampir 100 peserta dari perusahaan farmasi, farmasi professional, dokter, pelajar maupun pengajar dari fakultas farmasi dan anggota regulasi indonesia diselenggarakan oleh badan ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) dengan  disponsori oleh PT Biofarma dan Kimia Farma.

Acara dibuka dengan sesi pertama Pharmaceutical regulation for supporting drug development oleh Drs. Lucky S.Slamet
  • Dijelaskan bahwa  badan POM sebagai regulasi nasional memiliki autoritas dalam mendukung pengembangan obat 
  • Visi dari badan regulatori (BPOM) adalah mengawasi keamanan, efektivitas dan kualitas obat dan makanan dengan misi memberikan perlindungam bagi konsumen.
  • Framework regulasi untuk menjamin keamanan, efektivitas dan kualitas obat  dimulai dari  pengembangan obat dengan melakukan inspeksi uji klinik berdasarkan GCP (Good Clinical Practice), kontrol premarketing dengan evaluasi produk dan inspeksi lokasi produksi berdasarkan GMP (Good Manufacturing Practice) dan GRevP (Good Review Practice), pada produksi obat dan import obat dengan inspeksi produksi dan follow up lokasi produksi berdasarkan GDP (Good Distribution Practice) dan GCP dan pada saat distribusi saat obat dipasarkan pengawasan dilakukan berdasarkan GDP.
Clinical use of drug for patient safety oleh Dr.Adib A Yahya, MARS
  • Dijelaskan medical error akibat kesalahan manusia  sangat tinggi menyebabkan kematian pada pasien dalam klinis, diteliti dalam 33 bulan di RS di Amerika dilaporkan akibat kesalahan manusia (dokter, perawat, petugas lab atau petugas apotek) dapat menyebabkan kematian 44.000-98.000 pasien lebih tinggi dibandingkan kematian disebabkan oleh 8 penyakit besar yang menyebabkan kematian yaitu AIDS, Kanker payudara maupun akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Penyebab paling tinggi adalah pengetahuan tentang obat, pengetahuan mengenai asfek asfek pasien, masalah kalkulasi dan nomenklatur nama Beberapa tipe medication error telah dikatahui yang harus diperhatikan sehingga dapat dikurangi kesalahan tsb yaitu : dosis kurang, obat tidak cocok dengan jenis pasien, kegagalan monitor, gagalnya komunikasi, terbatasnya pengatuhan dll
  • Tindakan lain yang perlu dilakukan seorang klinisi adalah farmacist maupun petugas lab.ikut serta mengetahui kondisi pasien sehingga dapat membantu memberikan pertimbangan atas obat yang diterima oleh pasien.
From traditional to translational drug safety sciencies oleh Nico P.E Vermeulen
  • Toksikologi ditahun 2000 ini lebih tinggi diperhatikan dan mendapatkan banyak perhatian dibandingkan tahun 1990
  • Di Amerika tahun 2001 dilaporkan dalam 1 tahun lebih dari 2 juta dilaporkan terjadi laporan efek samping serius (6,7 % dari pasien yang masuk dalam perawatan rumah sakit) dan 100.000 terjadi kematian akibat efek samping.Penyebab tertinggi adalah dari penyalahgunaan obat, obat psikoterapi, asetaminofen, antiepilepsi, narkotik dan NSAID OTC.
  • Dijelaskan pula toksikologi dan efek samping harus lebih diperhatikan pada penelitian (uji klinis) manusia, karena ternyata  demikian rendahnya korelasi laporan toksikologi pada hewan coba jika dihubungkan pada kejadian efek samping pada manusia.
  • Kedepannya dalam melihat kemanan obat seorang ahli harus mengintegrasikan ilmu pengetahuan dari semua disiplin ilmu yang relevan, jembatani secara holistik toksikologi pada hewan coba terhadap farmakologi pada munusia
Drug Interactions in Clinical Practice oleh Prof. Arini Setiawati
  • Dijelaskan interaksi obat terjadi ketika suatu obat efeknya berubah akibat adanya obat lain, makanan atau minuman.
  • Interaksi ada yang diharapkan atau menguntungkan dan ada pula yang tidak diharapkan, contoh interaksi kombinasi antibiotik antioseudomonas adalah interaksi yang diharapkan akan meningkatkan efektivitas tetapi menurunkan resistensi, sedangkan interaksi yang tidak diharapkan akan menyebabkan turunnya efektivitas dan meningkatkan toksisitas
  • Secara klinis yang penting dalam interaksi adalah jika obat yang dipengaruhi  memiliki batas keamanan yang sempit dan obat tsb baik yang dipengaruhi dan yang mempengaruhi umum/sering digunakan.
  • Mekanisme interaksi juga terbagi atas interaksi secara pharmaceutical (inkompatibilitas), farmakokinetik dan farmakodinamik.
  • Hanya interaksi farmakodinamik yang dapat diprediski berdasarkan efek kelas terapi sedangkan interaksi farmakokinetik tidak dapat diprediksi berdasarkan kesamaan kelas terapi 
  • Pedoman praktis dalam interaksi obat yang perlu diingat adalah ;
    • Berikan sesedikit obat dalam setiap individu termasuk obat golongan OTC dan obat herbal
    • Sebaiknya obat dimunium bersama air dibandingkan dengan jus (penelitian memperlihatkan jus buah akan menurunkan AUC obat obatan hingga sepertiganya)
    • Hati hati interaksi pada obat dengan batas keamanan yang sempit  yaitu : antukoagulan, digitalis, antidiabetik, aniaritmia, antikonvulsi, antipsikotik, antidepresi, imunosupresi dan obat sitotoksik.
    • Hati hati interkasi pada obat obat dengan penghambat kuat enzim CYP3A4/5 yaitu ketokonazole, itraconazole, erythromycin dan clarithromycin, enzim hati yang paling sering mematabolisme obat.
    • Hati hati pemberian obat pada pasien usia tua, sakit berat, dan ditemukan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Nanotechnology in drug development oleh DR. Eng Agus Haryono

Nanoteknologi, suatu ilmu yang mempelajari fenomena atau kejadian dalam skala < 100 nanometer (10-9 m), karena material memiliki sifat yang berbeda ketika berukuran nonometer, teknologi diperlukan karena sifat material berukuran nanometer tidak stabil dan memiliki kecenderungan untuk beragregasi atau berkumpul dengan material lainnya.
Pada abad 21, nanoteknologi telah banyak diapplikasikan dalam berbagai aktivitas termasuk dunia farmasi. Ditahun 2006, ada 12 obat yang disetujui oleh FDA obat yang berbasis nanoteknologi itu.

Bidang farmasi dengan nanoteknologi adalah
· Kegunaan diagnostik dan usaha preventif dengan nanoteknologi akan bersifat cost effective, high sensitivity, realible, mudah digunakan dan memberikan rasa nyaman pada pasien
· Bidang terapi drug delivery  dengan tujuan hantaran obat langsung pada target,  mudah dilokalisasi
· Penyakit penyakit yang banyak diteliti menggunakan nanoteknologi adalah kardiovaskular, kanker, musculoskeletal, degeneratif , diabetes dan infeksi
· Cardio, mendiagnosis atherosklerosis dan sebagai terapi yaitu nanolipoblokers melawan kolesterol untuk terjadinya atheroskleoris 
· Cancer,  targeted nano carrier, termasuk melihat perubahan bentuk tumor, didalam nanopartikel dikombinasi anti kanker sehingga hanya menyerang /melepaskan obat sitotoksik hanya pada lokasi tumor.
· Muskuloskeletal, osteoporosis, : biomarker atau molecular imaging dengan target pada tulang
· Diabetes Mellitus : mendeteksi sensor glukosa dalam tubuh, dengan chip yang dimasukan dalam tubh akan memberikan informasi setiap saat kadar glukosa dalam tubuh dan dengan ditambahkan insulin pump deliver akan memberikan dosis insulin sesuai kebutuhan.
· Infeksi virus dan bakteria: nanoparticle dendrimer sebagai penghambat virus, saat ini yang telah ada adalah pendeteksi dan terapi virus HIV dimana senyawa ini akan aktif pada saat ditemukan virus HIV dalam tubuh dan mampu melemahkan virus HIV tsb. (ARI)

Post Permalink

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.