Langsung ke konten utama

Obat dengan Lebih Sedikit Efek Samping

Ahli kimia Universitas Duke telah memecahkan frustrasi yang telah lama terjadi dalam penciptaan molekul sintetik untuk membuat obat, yang mengarah pada obat lebih baik dengan lebih sedikit efek samping.

Seperti tangan manusia, banyak molekul yang menjadi obat merupakan 2 bentuk, putar kiri dan putar kanan. Tapi, biasanya hanya satu dari 2 versi yang mempunyai efek yang diinginkan, sedangkan yang sama sekali tidak berguna dan kadang-kadang membahayakan. contohnya efek samping obat mual pagi hari (morning sickness) Thalidomide yang menyebabkan kelainan lahir karena satu bentuk molekulnya bersifat terapeutik dan yang lain berbahaya.

Don Coltart, asisten profesor kimia di Duke University, menemukan cara untuk membuat molekul keton sintetik hanya dalam 1 versi dan yang lain menggunakan proses yang lebih cepat, lebih murah dan tidak banyak buangan dibandingkan teknik yang tersedia saat ini. Tidak seperti sebelumnya yang berusaha membuat hanya 1 bentuk molekul, proses yang disebut sintetik asimetrik, sebuah metode baru yang seharusnya mampu ditingkatkan ke kuantitas manufaktur industri. Sintetik asimetrik keton bukan hal baru, tapi Coltart mengatakan bahwa ini lebih mudah dan lebih praktis. Coltart mengembangkan teknik baru ini bersama mahasiswanya Daniel Lim.

Telah diketahui oleh industri farmasi yang terkenal sekalipun, masalah putaran tangan pada keton sulit dipecahkan. Lab-lab akademik telah sukses membuat sintesis asimetrik selama lebih dari 2 dekade, tapi hanya dengan menggunakan kondisi ekstrim (contohnya, suhu -100C) dan tahapan yang memakan waktu dan biaya.

Proses baru mengunakan molekul kecil yang dinamakan 'chiral auxillary' untuk menempelkan molekul yang dibangun, yang membuat potongan baru mendapat putaran tangan yang tepat. Proses ini 98% akurat, kata Coltart, selanjutnya molekul 'auxillary'dapat dengan mudah dilepaskan dan digunakan kembali setelah menyelesaikan kerjanya.

Menurut Samuel Danishefsky dari Columbia University dan the Memorial Sloan-Kettering Cancer Center, Coltart melakukan sesuatu yang berbeda. Bisa saja ratusan orang melihat masalah yang sama, namun tidak melihat seperti yang dilakukannya. Idenya sangat bagus.

Coltart mengatakan ada kebutuhan besar bagi perusahaan obat untuk lebih selektif membuat obat yang lebih baik dengan efek samping lebih sedikit, dimana proses ini dapat membantu mencapainya. Perusahaan farmasi dapat juga menggunakan teknik ini untuk mengubah formulasi obat yang saat ini dijual sebagai campuran menjadi obat yang aktif saja sehingga memberikan proteksi paten 7 tahun berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.