Langsung ke konten utama

Seminar Nasional Farmasi "POSITIONING Apoteker dalam penjaminan Cost-effectiveness Pengobatan di era SJSN"

Mencapai 1 Januari 2014 bukanlah waktu yang lama. Saat itu, sistem asuransi  kesehatan akan mengalami transformasi yang signifikan.

Sekitar 90 juta penduduk akan ditanggunggarakamerintah. Penghematan biaya kesehatan menjadi hal yang tidak bias ditawar lagi. HARUS dilakukan!!!
OBAT dalam pelayanan kesehatan sudah pasti harus juga ditekan pembiayaannya. Tidak harus selalu murah tapi harus RASIONAL penggunaannya, cost-effective, sesuai kebutuhan dan sesuai clinical pathway penyakit yang harus diatasi.

Apoteker adalah profesi yang berwenang dan berkompeten dalam praktek kefarmasian, termasuk OBAT di dalamnya. Bagaimanakah gerangan apoteker bisa berperan dan memposisikan dirinya secara tepat di Era SJSN? Seperti apa clinical pathway itu? Bagaimana sistem Casemix yang akan berlaku, bias membantu kita dalam berperan lebih banyak di dunia kesehatan?

Untuk menjawab pertanyaan diatas, para alumni Farmasi ITB bekerjasama dengan Sekolah Farmasi ITB  telah  berhasil melaksanakan Seminar Nasional Farmasi dengan tema :  POSITIONING Apoteker dalam menjamin Cost-effectiveness Pengobatan di era Sistem Jaminan Sosial Nasional”  yang diselenggarakan pada Kamis , 4 April 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.





Acara ini dihadiri oleh lebih 250 Apoteker dari Komunitas (apotek), Rumah sakit, industri, pemerintahan dan swasta. Seminar ini didukung penuh oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Kemenkes. Seminar juga dihadiri oleh 15 media elektronik dan cetak yang sempat mewawancarai ibu Dr. Maura Linda Sitanggang, PhD., Bapak M. Dani Pratomo, MM, Apt (ketua IAI), Bapak Drs. Nurul Falah, Apt (Sekjen IAI) dan Prof. DR. Daryono (Sekolah Farmasi ITB).


Keynote speaker adalah Prof. Dr. Syed Mohamed Aljunid, dari United Nation University yang merancang system Casemix ini. Materi presentasi bisa disimak di bawah ini :


Ditambah Drs. Chazali Situmorang, Msc. Apt., ketua DJSN dan Dr. dr. Fahmi Idris, MKes., DirUt PT.Askes yang akan menerangkan SJSN tsb. Serta Dra. Erni Kolopaking, MPPM. Apt. dan Dra. Siti Farida, Apt. yang akan berbagi pengalaman dan terobosan –terobosannya tentang praktek kefarmasian dalam sistem asuransi. Materi presentasi lengkap bisa diunduh disini.

Seminar membahas tuntas tentang hal ini sekaligus kita bisa berperan menyusun rekomendasi untuk memperjuangkan posisi profesi kita dalam dunia kesehatan dengan sistem pembayaran asuransi secara prospektif/kapitasi. 
Terima kasih kepada para sejawat yang sudah hadir dan ikut berperan memperjuangkan nasib kita semua bersama Pemerintah, IAI, Hisfarsi, Hisfarma, APTFI.

Share/Save/Bookmark

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.