Seminar Nasional Farmasi "POSITIONING Apoteker dalam penjaminan Cost-effectiveness Pengobatan di era SJSN"
Mencapai 1 Januari 2014 bukanlah waktu yang
lama. Saat itu, sistem asuransi kesehatan
akan mengalami transformasi yang signifikan.
Sekitar 90 juta penduduk akan ditanggunggarakamerintah. Penghematan biaya kesehatan menjadi hal yang tidak bias ditawar lagi. HARUS dilakukan!!!
OBAT dalam pelayanan kesehatan sudah pasti harus juga ditekan pembiayaannya. Tidak harus selalu murah tapi harus RASIONAL penggunaannya, cost-effective, sesuai kebutuhan dan sesuai clinical pathway penyakit yang harus diatasi.
Apoteker adalah profesi yang berwenang dan berkompeten dalam praktek kefarmasian, termasuk OBAT di dalamnya. Bagaimanakah gerangan apoteker bisa berperan dan memposisikan dirinya secara tepat di Era SJSN? Seperti apa clinical pathway itu? Bagaimana sistem Casemix yang akan berlaku, bias membantu kita dalam berperan lebih banyak di dunia kesehatan?
Seminar membahas tuntas tentang hal ini sekaligus kita bisa berperan menyusun rekomendasi untuk memperjuangkan posisi profesi kita dalam dunia kesehatan dengan sistem pembayaran asuransi secara prospektif/kapitasi. Terima kasih kepada para sejawat yang sudah hadir dan ikut berperan memperjuangkan nasib kita semua bersama Pemerintah, IAI, Hisfarsi, Hisfarma, APTFI.
Sekitar 90 juta penduduk akan ditanggunggarakamerintah. Penghematan biaya kesehatan menjadi hal yang tidak bias ditawar lagi. HARUS dilakukan!!!
OBAT dalam pelayanan kesehatan sudah pasti harus juga ditekan pembiayaannya. Tidak harus selalu murah tapi harus RASIONAL penggunaannya, cost-effective, sesuai kebutuhan dan sesuai clinical pathway penyakit yang harus diatasi.
Apoteker adalah profesi yang berwenang dan berkompeten dalam praktek kefarmasian, termasuk OBAT di dalamnya. Bagaimanakah gerangan apoteker bisa berperan dan memposisikan dirinya secara tepat di Era SJSN? Seperti apa clinical pathway itu? Bagaimana sistem Casemix yang akan berlaku, bias membantu kita dalam berperan lebih banyak di dunia kesehatan?
Untuk
menjawab pertanyaan diatas, para alumni Farmasi ITB bekerjasama dengan Sekolah Farmasi
ITB telah berhasil melaksanakan Seminar Nasional Farmasi
dengan tema : “POSITIONING Apoteker dalam menjamin Cost-effectiveness Pengobatan di era
Sistem Jaminan Sosial Nasional” yang
diselenggarakan pada Kamis , 4 April 2013 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Acara ini dihadiri oleh lebih 250 Apoteker
dari Komunitas (apotek), Rumah sakit, industri, pemerintahan dan swasta.
Seminar ini didukung penuh oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan,
Kemenkes. Seminar juga dihadiri oleh 15 media elektronik dan cetak yang sempat mewawancarai ibu Dr. Maura Linda Sitanggang, PhD., Bapak M. Dani Pratomo, MM, Apt (ketua IAI), Bapak Drs. Nurul Falah, Apt (Sekjen IAI) dan Prof. DR. Daryono (Sekolah Farmasi ITB).
Keynote speaker adalah Prof. Dr. Syed Mohamed Aljunid, dari United Nation University yang
merancang system Casemix ini. Materi presentasi bisa disimak di bawah ini :
Ditambah Drs. Chazali Situmorang, Msc. Apt.,
ketua DJSN dan Dr. dr. Fahmi Idris, MKes., DirUt PT.Askes yang akan menerangkan
SJSN tsb. Serta Dra. Erni Kolopaking, MPPM. Apt. dan Dra. Siti Farida, Apt. yang
akan berbagi pengalaman dan terobosan –terobosannya tentang praktek kefarmasian
dalam sistem asuransi. Materi presentasi lengkap bisa diunduh disini.
Seminar membahas tuntas tentang hal ini sekaligus kita bisa berperan menyusun rekomendasi untuk memperjuangkan posisi profesi kita dalam dunia kesehatan dengan sistem pembayaran asuransi secara prospektif/kapitasi. Terima kasih kepada para sejawat yang sudah hadir dan ikut berperan memperjuangkan nasib kita semua bersama Pemerintah, IAI, Hisfarsi, Hisfarma, APTFI.
Komentar