POSISI apoteker di Indonesia memang masih dilematis. Di satu sisi sudah diakui sebagai profesi yang dilindungi undang-undang, namun di sisi lain posisinya dalam dunia kesehatan belum sepenuhnya paripurna.
Menurut Ketum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Dani Pratama, hanya di Indonesia saja, dokter dan apoteker kurang bersinergi. Padahal idealnya, dokter yang mendiagnosa penyakit pasien, apoteker yang memberikan saran obat terbaik apa yang cocok diberikan kepada pasien.
Meski begitu, pihaknya tetap optimistis, ke depan akan ada sinergisitas posisi antara dokter dan apoteker. Saat ini pun, sudah ada dokter dan apoteker yang seiring sejalan dalam melayani pasien.
Maka itu, dia sangat yakin hal itu bisa dilakukan secepatnya. Mengingat saat ini, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dengan organisasi profesi medis lainnya, seperti dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin).
’’Kami terus menjalin komunikasi. Baik lewat tatap muka diskusi, seminar, dan workshop, guna menyamakan persepsi soal kesejajaran profesi medis kedepannya. Dokter dan apoteker memang seharusnya bersinergis untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,’’ jelasnya di Jakarta, Senin (8/4).
Dari pemerintah sendiri, melalui Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang, pihaknya menyambut baik adanya keinginan yang kuat dari IAI untuk menjalin sinergi dengan tenaga medis lain, dalam kaitan dengan pelaksanaan SJSN dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara umum. ’
’Positioning memang harus dikuatkan, mengingat nantinya harus ada sinergi, khususnya antara apoteker dengan dokter menyangkut soal cost effectiveness,’’ urainya.
Sebab, nantinya keberadaan dokter dan apoteker bekerjasama, seiring sejalan dalam pemenuhan pelayanan, mulai dari primary care (pelayanan kesehatan utama), secondary care (pelayanan rujukan), dan tersier care. ’’Kebutuhannya akan besar sekali,’’ urainya.
Sumber : http://indonesiarayanews.com/news/kesehatan/04-08-2013-15-02/hanya-di-indonesia-belum-terjadi-sinergi-dokter-dan-apoteker
Menurut Ketum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Dani Pratama, hanya di Indonesia saja, dokter dan apoteker kurang bersinergi. Padahal idealnya, dokter yang mendiagnosa penyakit pasien, apoteker yang memberikan saran obat terbaik apa yang cocok diberikan kepada pasien.
Meski begitu, pihaknya tetap optimistis, ke depan akan ada sinergisitas posisi antara dokter dan apoteker. Saat ini pun, sudah ada dokter dan apoteker yang seiring sejalan dalam melayani pasien.
Maka itu, dia sangat yakin hal itu bisa dilakukan secepatnya. Mengingat saat ini, pihaknya juga terus melakukan komunikasi dengan organisasi profesi medis lainnya, seperti dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin).
’’Kami terus menjalin komunikasi. Baik lewat tatap muka diskusi, seminar, dan workshop, guna menyamakan persepsi soal kesejajaran profesi medis kedepannya. Dokter dan apoteker memang seharusnya bersinergis untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,’’ jelasnya di Jakarta, Senin (8/4).
Dari pemerintah sendiri, melalui Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang, pihaknya menyambut baik adanya keinginan yang kuat dari IAI untuk menjalin sinergi dengan tenaga medis lain, dalam kaitan dengan pelaksanaan SJSN dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara umum. ’
’Positioning memang harus dikuatkan, mengingat nantinya harus ada sinergi, khususnya antara apoteker dengan dokter menyangkut soal cost effectiveness,’’ urainya.
Sebab, nantinya keberadaan dokter dan apoteker bekerjasama, seiring sejalan dalam pemenuhan pelayanan, mulai dari primary care (pelayanan kesehatan utama), secondary care (pelayanan rujukan), dan tersier care. ’’Kebutuhannya akan besar sekali,’’ urainya.
Sumber : http://indonesiarayanews.com/news/kesehatan/04-08-2013-15-02/hanya-di-indonesia-belum-terjadi-sinergi-dokter-dan-apoteker
Komentar