Langsung ke konten utama

Kelapa, Emas Hijau Indonesia

Suatu hari saya berdiskusi dengan Prof. Wisnu Gardjito, yang banyak disebut orang The Cocoman. Pak Wisnu sempat saya undang untuk jadi narasumber di Talkshow Indonesia Asyik!. Prof. Wisnu berbicara dengan penuh semangat, terutama ketika berbicara tentang Kedaulatan NKRI, padahal waktu itu dengan kondisi sedang tidak fit.

Prof. Wisnu Gardjito menjelaskan, salah satu yang membuat kelapa menjadi industri Bintang 5, adalah fungsinya yang tidak bisa digantikan. Belum ada yang bisa menggantikan fungsi santan untuk makanan dan fungsi minyak kelapa untuk pelembut produk-produk sabun, shampoo, dan kosmetik lainnya. Dahulu, produsen sabun, shampoo dan kosmetik menyembunyikan minyak kelapa dari komposisinya, tetapi sekarang mereka kembali berani mencantumkan “coconut oil” dalam ingredient di kemasan produknya. Santan sendiri, bukanlah penyebab meningkatnya kadar kolestoreol dalam darah.

Saya jadi teringat, orang tua kita dahulu bisa mengolah sendiri minyak kelapa. Minyak kelapa asli sering diusapkan ke rambut untuk menjaga kesehatan rambut, ke tangan dan kaki agar tetap lembab, dll. Kelihatannya seperti “kampungan”, ternyata, sekarang minyak kelapa justru dipakai untuk kosmetik, dan produk kecantikan lainnya.

“Di Eropa, minyak sawit mulai ditinggalkan untuk konsumsi, bahkan di Rusia dan Skandinavia sudah tidak dipakai sama sekali untuk konsumsi manusia, hanya digunakan untuk bahan bakar bio fuel atau pelumas sintetik. Allah sudah memberikan petunjuk, tupai dan hewan lainnya tidak mau konsumsi buah sawit,” ujar Prof. Wisnu.

“Minyak goreng yang paling bagus adalah minyak kelapa, karena tahan pemanasan, titik didihnya tinggi. Berbeda dengan minyak lainnya, seperti minyak sawit, minyak jagung, kedelai, dan yang lainnya, karena titik didihnya rendah, ketika dipakai menjadi minyak goreng, maka akan ikut “terbakar” dan rusak berubah menjadi trans-fat, yang sudah jelas menyebabkan kanker. Oleh karena itu, minyak goreng yang beredar sekarang, selalu dilarang untuk digunakan berulang-ulang,” papar Prof. Wisnu

Minyak goreng dengan asam lemak trans (trans fatty acid). Asam lemak trans banyak terdapat dalam lemak hewan, margarin, mentega, minyak terhidrogenasi, dan terbentuk dari proses penggorengan. Selain karsinogenik, lemak trans meningkatkan kadar kolesterol buruk, menurunkan kadar kolesterol baik, dan menyebabkan bayi-bayi lahir prematur. Dengan mempertimbangkan berbagai keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa minyak goreng yang paling aman bagi tubuh, terutama bagi pejuang kanker, adalah minyak kelapa, bukan minyak kedelai, min­yak bunga matahari, minyak canola, minyak zaitun, margarin, dan minyak sawit.

Kelapa mengalami kemunduran, ketika waktu itu terjadi pemusnahan secara besar-besaran perkebunan kelapa di Indonesia, digantikan dengan tanaman lainnya. Hal ini terjadi karena ketidak tahuan potensi pengolahan kelapa. Padahal, 7 milyar penduduk dunia, membutuhkan produk kelapa.

Tentu saja, Kelapa yang merupakan tanaman endemik tropis, bagi Indonesia harusnya menjadi potensi yang luar biasa. Kelapa dapat diolah menjadi sekitar 1600 produk olahan, mulai dari Cooking Oil yang jauh lebih sehat dari minyak sawit, VCO, kecap, Desicated Coconut (tepung kelapa), sirup, nata decoco, briket/arang, cocofeat untuk pupuk/polybag ramahg lingkungan, asap cair untuk pengawetan dan pengusir hama, serabutnya bisa dijadikan bahan kursi jok mobil mewah; sabun kecantikan, body scrub, pelembab kulit, pengusir flu, dan bahkan bisa menjadi bioetanol.

Potensi kebun kelapa per hektar, dengan jumlah 300 pohon kelapa:
Potensi produk turunan kelapa layer-1:
1. Desiccated Coconut 3.150 kg /tahun
2. Nata De Coco 4.400 kg /tahun
3. Minyak Goreng 220 kg /tahun
4. Briket tempurung 780 kg /tahun
5. Cocofiber 2.200 kg /tahun
6. Cocopeat 2.750 kg /tahun
7. Galendo 150 kg /tahun

Ini belum sampai ke pengolahan menjadi VCO, sabun, kecap, dll. Produk olahan No, 2 sampai dengan 7, adalah “limbah”, karena selama ini yang diambil hanya daging kelapanya, yang kemudian sebagian besar dijadikan kopra yang nilainya sangat rendah.

Sebagai contoh, untuk satu jenis produk turunan, misalnya nira dijadikan gula merah:
Jumlah pohon 300 batang /ha, menghasilkan 5 liter nira per batang per hari, setara 0.7 kg gula merah/gula kelapa.
Total Produksi per hari /ha : 1.500 liter nira/hari setara dengan 210 kg gula/ha/hari.
Total produksi gula per bulan /ha : 210 kg x 30 hari = 6.300 kg.
Harga gula Rp.15.000,-/kg.
Revenue :
Rp.94.500.000,-/ha/bulan
Rp. 1.134.000.000,-/ha/tahun

“Teknologi pengolahan, formula 1600 produk, sudah siap dijalankan, kita hanya tinggal menunggu siapa saja yang mau bermitra berinvestasi di bidang ini, dengan pola syariah dan bekerja sama mengentaskan kemiskinan para petani kelapa yang terjerat rentenir,” lanjut Prof. Wisnu Gardjito, sambil menunjukkan semua produk kelapa yang sudah beliau produksi. "Tanah airku Indonesia, negeri elok amat kucinta. Lagu Rayuan Pulau Kelapa ini, bukan tanpa maksud Ismail Marzuki menggubahnya.”

Menarik sekali bukan? Terbuka peluang bagi siapa saja yang berniat membuka usaha/berinvestasi di distribusi Virgin Coconut Oil. Silakan hubungi saya, di WA: 0819.3419.1545

Sumber : Kang Eep, suluh

Share/Save/Bookmark

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga kesehatan lain

Kemitraan antara Apoteker dan tenaga / staf medik lainnya di rumah sakit (dokter, dokter gigi, perawat, bidan) sudah ada selama ini walaupun kemitraan yang ada belum sebagai “mitra” tetapi Apoteker sering masih sebagai pembantu. Selama ini obat dalam pelayanan kesehatan selalu disebut sebagai unsur penunjang walaupun hampir 80% pelayanan kesehatan diintervensi dengan obat. Hubungan kemitraan seperti ini tidak lepas dari sejarah pelayanan kefarmasian yang dititik beratkan pada produk (membuat, meracik) serta menyerahkan obat kepada pasien. Hubungan interaksi langsung Apoteker dengan pasien sangat jarang dan bahkan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya juga sangat kurang, padahal kemitraan dimulai dengan komunikasi yang baik. Peran dokter yang sangat sentral dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dan adanya hambatan komunikasi antara Apoteker dengan staf medik lainnya selama ini menyebabkan kemitraan antara Apoteker dan staf medik masih seperti disebut diatas. De

IONI mobile layanan Informasi Obat yang Inovatif dari PIONAS BPOM

Sesudah sekian lama tidak mengisi blog dunia farmasi, sudah waktunya, memulai lagi tulisan seputar dunia farmasi dan kesehatan. Kita mulai dengan hasil pertemuan saya diundang Pusat Informasi Obat (PIONAS) BPOM, 28 November 2014 dalam rangka soft launching IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Ada yang tahu dan pernah pake buku IONI sebagai referensi terpercaya dan independen mengenai obat yang beredar di Indonesia ? Hmmm...kalau banyak yang belum saya ulas sedikit dan nanti sy kasih pranala (link) untuk unduh aplikasi mobile nya yang merupakan terobosan baru PIONAS BPOM dalam upaya meningkatkan akses informasi terstandar,  demikian menurut ibu Dra. Rita Endang, Apt, MKes sebagai Plt. Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan BPOM. Menurut ibu Rita, pengembangan aplikasi IONI melalui aplikasi mobile yang sesuai kebutuhan profesi kesehatan, khususnya Apoteker, sangat mendukung bidang Informasi Obat dan Makanan PIOM dalam melaksanakan layanan informasi obat sejalan denga

Twitter dengan Halaman Muka baru

Buat para pecinta Twitter seperti saya , berikut ini ada berita hangat dari Twitter. Twitter mendisain ulang halaman depan bagi pengunjung baru ke Twitter.com. Jika Anda sudah terdaftar, Anda tidak akan melihat tampilan baru, kecuali jika Anda sign ou t dan refresh halaman muka.